L. Asri Indah Nursanti
Bali tidak hanya memiliki obyek wisata bahari dan ekowisata, tapi juga wisata kriya dan kuliner yang memikat. Saya bersama kawan-kawan berwisata ke Bali, menikmati keindahan ekowisata dan lezatnya kuliner. Tahun lalu, kami menjelajah Pantai Utara Bali untuk menikmati indahnya panorama Subak dan perkebunan kopi. Kemudian kami singgah di Tabanan, untuk menyaksikan proses produksi kopi luwak yang harganya sangat mahal. Harga ekspor, berkisar Rp 1.500.000,00 – Rp 2.000.000,00 per kilogram saat buku ini ditulis. Kopi luwak Tabanan diekspor untuk penikmat kopi di Korea Selatan dan Jepang.

Kopi luwak Tabanan adalah jenis kopi Robusta hasil dari petani Desa Pupuan. Seiring dengan peningkatan kualitas produksi, kopi luwak Robusta Tabanan akan mendunia seperti kopi luwak Arabika Kintamani. Hambatannya adalah minimnya jumlah luwak atau musang yang ditangkar di dalam kandang untuk memproduksi kopi tersebut. Karena jika hanya mengandalkan dari luwak liar, sedikit sekali hasilnya. Tapi kualitas kopi yang dihasilkan luwak liar memang lebih unggul dibandingkan dengan luwak yang ditangkar. Karena luwak liar mengkonsumsi kopi berdasarkan pilihannya. Luwak tangkaran mengkonsumsi kopi dari penangkarnya.
Luwak yang dapat memproduksi kopi berkualitas tinggi adalah Luwak Pandan (Paradoxurus Hermaphroditus) dan Luwak Bulan (Paguma Lavarta). Sebagai hewan omnivora, luwak pemakan buah-buahan, termasuk suka makan buah kopi. Yang mereka makan hanyalah kulit dan dagingnya sedangkan biji-bijinya tidak dicerna dan masih utuh. Ketika buah kopi masuk ke alat pencernaan luwak mengalami fermentasi dan itu mengurangi kadar asam biji kopi. Pada saat luwak buang air besar, biji-biji kopi yang mereka konsumsi itu ke luar dalam bentuk tinja atau feses biji kopi. Feses dari luwak liar dapat dicari di hutan atau di wilayah perkebunan kopi. Feses luwak yang ditangkar ditampung dalam wadah semacam nampan untuk diproduksi sebagai kopi luwak.

Berikut ini cara pegolahan feses luwak menjadi kopi yang bercita rasa tinggi.
- Feses luwak yang mengandung biji kopi dijemur hingga kering
- Sesudah kering dicuci bersih dengan menggunakan air panas
- Setelah bersih dijemur lagi
- Proses selanjutnya direndam dalam air panas (mendidih) selama 1 – 1,5 jam
- Setelah direndam dan dibersihkan dijemur kembali hingga kering
- Selanjutnya, biji-biji kopi ditumbuk agar pecah-pecah
- Kemudian biji kopi dijemur kembali hingga kulit ari kopi mengelupas
- Tahap berikutnya, biji-biji kopi yang telah terkelupas kulit arinya itu disangrai selama satu jam. Agar mendapat hasil sangraian yang prima, sekali sangrai maksimal satu kilogram saja
- Setelah disangrai, biji-biji kopi ditumbuk sampai halus serbuk kopi luwak premium
- Babak akhir, biji-biji kopi yang telah ditumbuk halus tersebut disaring untuk memperoleh.

Demikian pembuatan kopi luwak secara tradisional yang saya saksikan di sebuah kedai kopi terkemuka di Tabanan.*
Referensi
Wawancara dengan pembuat kopi luwak
Website
- https://majalah.ottencoffee.co.id/5-kopi-termahal-di-dunia/
- www.majalahhewan.com/2017/02/jenis-musang-peliharaan/
- www.hobibinatang.com/2017/02/jenis-musang-populer-dipelihara/
- www.industri.bisnis.com/read/20171205/99/715471/setelah-kintamani-kopi-robusta-pupuan-juga-peroleh-indikasi-geografis/
- www.ireport.cnn.com/does/DOC-684604