Pengumuman Cerpen Pemenang LCCCB ICLAW Green Pen Award 2019

Pertanggungjawaban Dewan Juri

Alhamdulillah! Sejak Lomba Cipta Cerita Pendek Genre Sastra Hijau 2019 (LCCP-GSH) dibuka, 5 Januari 2019 dan ditutup 30 Maret 2019. Panitia menerima cerpen sebanyak 1659 judul, dari 1012 peserta. Perinciannya sebagai berikut: Kategori A: 597 judul dan Kategori B 1062 judul.

Dilihat dari jumlah peserta dan jumlah naskah yang diterima panitia, capaian LCCP-GSH 2019 ini, boleh dikatakan, melampaui target dan ekspektasi.

Mencermati latar belakang pendidikan peserta (dari SMA sampai S-3), jumlah sekolah, institusi atau universitas, dan luas penyebaran peserta berdasarkan asal dan tempat tinggalnya, tampak benar antusiasme peserta begitu besar dan merata. Demikian juga jika dilihat dari kesungguhan peserta dalam menggarap tema lomba: “Merawat dan Melestarikan Bumi Rumah Kita Satu-satunya” kita optimis dan meyakini, bahwa tujuan lomba ini untuk menanamkan, meningkatkan, dan menyebarkan wacana tentang pentingnya menjaga, merawat, dan memelihara Bumi sebagai tempat tinggal kita bersama, lebih efektif melalui sastra, khususnya sastra hijau.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan, hampir semua cerpen yang dikirim para peserta lomba ini, sesuai dengan tema yang ditawarkan panitia. Bahkan, tidak sedikit yang mengaitkannya dengan tradisi leluhur, mewarnainya dengan kisah mitos, legenda, dan cerita rakyat, serta coba pula memasukkan nilai-nilai kearifan lokal berikut makna di balik petatah-petitih, peribahasa, dan tabu atau larangan yang masih tetap hidup di tengah masyarakat Nusantara. Semua bahan itu dikemas dan disajikan dalam bentuk cerpen. Artinya, para peserta sangat memahami bahwa cerpen bukanlah artikel wisata, bukan khotbah atau propaganda tentang lingkungan hidup, bukan pula petunjuk tentang cara membuang dan memperlakukan sampah sebagaimana mestinya.

Begitulah, cara mengolah, mengemas, dan menyajikan tema lomba, jadinya begitu variatif, menarik, dan inspiratif. Jadi, dalam banyak hal, keseluruhan cerpen yang mengikuti lomba ini, sejalan dengan semangat yang mendasari filosofi sastra hijau, yaitu pesan tentang perawatan dan pelestarian bumi dan seisinya yang disampaikan dengan tetap mempertahankan estetika cerpen. Bagaimanapun juga, cerpen bukanlah sekadar sebuah cerita yang menyampaikan pesan tertentu. Di sana, diperlukan nilai-nilai keindahan, estetika, dan ekspresi bahasa yang lincah, mengalir dengan segala metafora, simbolisme atau analogi yang segar. Cerpen juga bukanlah sekadar cerita yang dibayangkan. Ia memerlukan wawasan pengetahuan dan pengalaman otentik yang menjadi kekayaan batin. Oleh karena itu, untuk memilah dan memilih cerpen-cerpen terbaik dan layak menjadi pemenang lomba ini, dewan juri membuat semacam kriteria penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sosial, dan spiritual.

Berangkat dari filosofi itu, Dewan Juri menetapkan kriteria penilaiannya sebagai berikut:

(1) Keaslian (orisinalitas). Dalam ketentuan yang tercantum sebagai syarat-syarat lomba, dinyatakan bahwa cerpen yang dilombakan merupakan karya asli. Maksudnya, selain karya itu karya otentik pengarangnya sendiri, juga bukan merupakan karya terjemahan, saduran atau jiplakan, meskipun hanya sebagian. Tidak ada toleransi bagi peserta yang melakukan plagiasi, sebab dunia tulis-menulis—termasuk menulis karya sastra—sangat menjunjung tinggi kejujuran dan mengharamkan plagiarisme. Jadi yang dimaksud keaslian di sini, selain tema yang khas sebagai gagasan orisinal dan otentik ekspresi dan gagasan pengarangnya sendiri, juga menyangkut ungkapan, metafora, analogi, dan majas lain yang lebih segar, tidak klise.

(2) Kepaduan (koherensi). Cerpen atau karya tulis apa pun yang menyampaikan sebuah wacana, pada dasarnya dibangun oleh unsur yang paling kecil yang disebut kalimat. Dalam hal ini, dewan juri memberi toleransi atas kesalahan pengetikan atau ejaan, tetapi tidak pada konstruksi kalimat. Jadi, kepaduan menyangkut perkara hubungan antarkalimat yang membangun alinea dan hubungan antar-alinea yang menghadirkan sebuah wacana atau tema besar. Dalam konteks ini, rangkaian kalimat yang membangun alinea dalam cerpen berkaitan dengan penyajian peristiwa. Dengan demikian, di sana ada tuntutan logika cerita. Maka, ketika peristiwa itu menyangkut fakta sosial dan sejarah, peristiwa itu mesti berlangsung secara logis. Tetapi, ketika yang dimunculkan peristiwa mimpi, dongeng, mitos, atau peristiwa yang terjadi dalam pikiran di tokoh cerita, maka peristiwa yang mungkin tidak masuk akal itu, fungsional mendukung pesan yang hendak disampaikan. Dalam cerpen hal tersebut memang lazim, sebab tujunnya sengaja untuk memperkuat keseluruhan peristiwa dalam cerpen itu. Sekadar contoh, dialog yang terjadi antara manusia dan binatang, tumbuhan atau makhluk lain, misalnya, secara faktual memang melanggar logika, tetapi jika penghadiran peristiwa itu sengaja untuk mendukung keseluruhan peristiwa dalam cerpen itu, berlakulah apa yang disebut logika fiksional. Fakta—fiksi berkelindan seperti tidak berjarak.

(3) Kedalaman (kompleksitas). Sebuah cerpen atau karya sastra pada umumnya bukanlah sekarang curahan kata-kata indah atau yang diindah-indahkan. Jika cerpen itu sekadar menyuguhkan informasi tentang sebuah peristiwa, ia tidak berbeda dengan berita surat kabar. Cerpen mesti mengungkap makna di balik peristiwa. Jadi selain menyampaikan informasi, ia juga berfungsi menyentuh nurani, menjawil rasa empati dan simpati, sehingga pembaca tanpa disadarinya melakukan pemihakan. Ajakan pemihakan itu disampaikan secara tersirat. Tujuannya, agar pembaca berpikir, bersikap, dan melahirkan inspirasi. Maka, pesan dalam sebuah cerpen tidak perlu disampaikan seperti khotbah atau dengan cara berdakwah yang maknanya artifisial dan terang benderang. Dengan begitu, faktor kedalaman (makna) cerpen, bergantung pada kemampuan pengarang menyampaikan pesannya secara tersembunyi, sehingga pembaca digiring untuk berpikir, merenung, dan melakukan pemihakan. Cerpen yang mempunyai kedalaman makna, biasanya penyelesaian akhir ceritanya tidak gampangan, penghadiran tokoh-tokohnya tidak steoretipe, hitam-putih. Maka, peristiwa yang ditawarkannya jadi rumit dan problematik.

(4) Kemengaliran. Cerpen hakikatnya adalah cerita. Maka kemengaliran cerita menjadi faktor penting dalam cerpen. Artinya, betapapun rumitnya persoalan yang disajikan, betapapun kompleksnya peristiwa yang muncul dalam cerita, kita, pembaca, tetap dapat memasuki ruang cerita dalam cerpen itu. Dalam hal ini, kita dapat membayangkan berbagai peristiwa dalam cerpen itu, meskipun peristiwa itu terjadi di dunia atau di tempat yang belum kita kenal. Jadi, kemampuan mengalirkan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, mendorong pembaca tanpa sadar melakukan identifikasi, yaitu masuk dan (merasa) menjadi bagian dari peristiwa dalam tubuh cerpen itu.

(5) Kesesuaian Tematik. Lomba apa pun dengan mengusung tema tertentu bertujuan agar peserta lomba sejak awal menyadari, bahwa ada persoalan yang melatarbelakangi pemilihan tema tersebut. Di sebalik itu, ada harapan yang melatardepaninya. Oleh karena itu, kesesuaian tematik menjadi bahan pertimbangan serius bagi dewan juri sebagai salah satu kriteria penilaian.

Dengan menetapkan kriteria penilaian sebagaimana dipaparkan di atas, Dewan Juri dapat menentukan pilihannya secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Meskipun demikian, untuk menghindari adanya penilaian subjektif, panitia sengaja menghilangkan atau menghapus nama-nama peserta dalam setiap naskah cerpen. Dengan cara demikian, Dewan Juri sama sekali tidak mengetahui nama-nama penulis cerpennya, ketika Dewan Juri melakukan penilaian.

Demikianlah, pemaparan kriteria penilaian yang digunakan dewan juri dalam memilah, memilih, dan menentukan pemenang lomba ini. Pemaparan ini juga sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban dewan juri, bahwa dewan juri telah melaksanakan tugas dan kewajibannya secara objektif dan bertanggung jawab. Dengan cara ini pula, diharapkan, para peserta lomba dapat memahami dan menerima keputusan dewan juri. Jadi, pernyataan: “Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat” tetap mempunyai landasan akademis sebagai bentuk pertanggungjawaban dewan juri secara moral, sosial, dan spiritual.

Berikut ini para pemenang cerpen LCCCB ICLaw Green Pen Award 2019

Cerpen Pemenang Lomba Cipta Cerpen Cinta Bumi (LCCCB)
ICLaw Green Pen Award 2019
Selamat!

Kategori A

PemenangUtama

Pemenang I
Judul Cerpen AKU DAN BUMIKU
Karya Elviani Anggratama – SMA Dhammasavana Jakarta Barat – DKI Jakarta
Hadiah : Uang Tunai Rp 2.000.000,00 + ICLaw Green Pen Award

Pemenang II
Judul Cerpen SELAMAT ULANG TAHUN
Karya Febi Imanuela – SMA Don Bosco 2 Pulomas – Jakarta Timur
Hadiah : Uang Tunai Rp 1.500.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

Pemenang III
Judul Cerpen BOTOL KUNING
Karya Ega Putra Siregar – SMA 6 Jakarta – DKI Jakarta
Hadiah : Uang Tunai Rp 1.000.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

Tiga (3) Cerpen Unggulan Terpilih

1. Judul Cerpen WAJAH IBU
Karya Kadek Lia Meliana – SMA Laboratorium Undiksha Singaraja – Bali
Hadiah : Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

2. Judul Cerpen TANGISAN LAUT BIRU
Karya Lulu RisyaSalsabila – SMA 7 Tambun Selatan Bekasi – Jawa Bara
Hadiah : Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

3. Judul Cerpen BOOMERANG TAKDIR
Karya Sindi Oktaviani – SMAN 1 Purwokerto – Jawa Tengah
Hadiah : Uang Tunai Rp750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

Kategori B

PemenangUtama

Pemenang I
Judul Cerpen DAUN TEBU KEEMASAN
Karya Pipiek Istianti, Kudus – Jawa Tengah
Hadiah :UangTunaiRp 5.000.000,00 + ICLaw Green Pen Award

Pemenang II
Judul Cerpen BELAJAR MENCINTAI BUMI KEPADA NENEK
Karya Abd.Warits, Sumenep – Madura
Hadiah : Uang TunaiRp 3.500.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

Pemenang III
Judul Cerpen LANAI
Karya Nabila Shasha, Pekanbaru – Riau
Hadiah : Uang Tunai Rp 1.500.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

Sebelas (11) Cerpen Unggulan Terpilih

1. Judul Cerpen KOHLERBOOM
Karya Ayi Jufridar – Banda Aceh
HadiahUang TunaiRp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

2. Judul Cerpen LALIE DJIWO 1903
Karya Yudho Sasongko, Kedungringin Beji Pasuruan – JawaTimur
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

3. Judul Cerpen JANJI KEPADA MAMAKWE
Karya Susana Srini, Ambarawa – Jawa Tengah
Hadiah Uang TunaiRp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

4. Judul Karya PETUAH
Karya Heri Nurdiansyah, Padalarang – Jawa Barat
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

5. Judul Cerpen MEMOAR PULAU PISANG
Karya Sulfiza Ariska – Yogyakarta
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

6. Judul Cerpen HUJAUKAN SUMBAKU
Karya Efrem Dedi Keiku, Banjarbaru – Kalimantan Selatan
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

7. Judul Cerpen HUTAN YANG TERLARANG
Karya Penggi Yunizal, Payakumbuh – Sumatera Barat
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

8. Judul Cerpen KEMATIAN MBAH INGAS
Karya Ki Sudadi , Wadaslintang Wonosobo – Jawa Tengah
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

9. Judul Cerpen KERESAHAN BAUHINIA
Karya Wijiati Supari, Hong Kong
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

10. Judul Cerpen LAUT ITU RUMAH KAMI
KaryaYersita, Sungailiat Bangka – Bangka Belitung
HadiahUangTunaiRp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

11. Judul Cerpen PLADU
Karya Hanifah Hikmawati, Ngembak Ngawi – JawaTimur
Hadiah Uang Tunai Rp 750.000,00 + Piagam ICLaw Green Pen Award

Jakarta, 18 April 2019

Dewan Juri:
Naning Pranoto – Ketua merangkap Anggota
Maman S. Mahayana – Juri Kehormatan

Anggota
Wiyatmi
Adri Darmadji Woko
Shinta Miranda
Didien Pradoto
Yeni Fatmawati

Catatan:

1. Cerpen Pemenang I, II, III dan Unggulan Pertama Kategori A dan Cerpen Pemenang I, II, III dan 11 Cerpen Unggulan Terpilih Kategori akan dibukukan sebagai Antologi Cerpen Pemenang LCCCB ICLaw Green Pen Award 2019

2. Untuk pengambilan hadiah, para pengarang cerpen pemenang Kategori A maupun Kategori B agar menghubungi Panitia LCCCB ICLaw Green Pen Award 2019 melalui WA No. 081250157294 paling lambat tanggal 29 April 2019 pukul 17.00 WIB.

Diterbitkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close

Error: Contact form not found.